Khianat dan Cara Untuk Menjadi Pengemban Amanah
1).
Hadis tentang Menyia-nyiakan Amanah
yang artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah
disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat
bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW
menjawab: “Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya (HR. Imam Bukhari).
Nabi Muhammad SAW menyebutkan tentang salah satu pertanda akan
datangnya hari kiamat adalah bilamana amanah atau kepercayaan diserahkan bukan
pada ahlinya. Manusia memiliki keahlian yang berbeda-beda. Idealnya seorang
manusia harus mengerjakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Kalau dia
melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan maka pekerjaan tersebut akan
berantakan. Kalau dia ahli pertanian
janganlah disuruh memperbaiki mobil, untuk sekedar bergaya montir dan
membongkar mesin mungkin bisa, tetapi memperbaiki mesinnya tidak akan bisa.
Untuk itulah nabi melarang memberikan perkara kepada orang yang bukan ahlinya.
Sifat amanah memang lahir dari kekuatan
iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada
dirinya. Berpadunya kekuatan dan
amanah pada diri seorang manusia sangat jarang terdapat. Maka bila ternyata ada
dua orang laki-laki satu diantaranya lebih besar amanah padanya dan yang
satunya lebih besar kekuatan haruslah diutamakan mana yang lebih bermanfaat
bagi bidang jabatannya itu yang lebih sedikit resikonya.
Oleh karena itu didahulukanlah dalam
jabatan pimpinan peperangan, orang yang kuat fisiknya lagi berani sekalipun dia
fasik daripada orang yang lemah dan tidak
bersemangat sedangkan sekalipun dia seorang yang kepercayaan sebagaimana
pernah ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal tentang dua orang laki-laki yang
akan memimpin peperangan satu diantaranya kuat tetapi fasik, yang lain saleh
tetapi lemah, dibawah komando siapa dia akan berperang? Maka beliau menjawab:
Adapun orang fasik tetapi kuat, maka kekuatannya itu berguna bagi kaum
Muslimin, sedang kefasikannya adalah atas tanggungan dirinya sendiri dan orang
saleh tetapi lemah maka kesalehannya berguna bagi diri sendiri sedangkan
kelemahannya menimbulkan hal yang tidak baik bagi kaum muslimin.
2). Khianat
Lawan dari amanah adalah
khianat sebuah sifat yang sangat tercela. Sifat khianat adalah sifat kaum
munafik yang sangat dibenci oleh Allah SWT apalagi kalau yang dikhianatinya
adalah Allah SWT dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu
Allah SWT melarang orang-orang yang beriman mengkhianati Allah SWT,
Rasul dan amanah mereka sendiri.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al Anfal/8:27).
http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/03/hadis-tentang-amanah.html
http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/03/hadis-tentang-amanah.html
0 komentar:
Posting Komentar