undefined
undefined
Cara Sholat Gerhana Matahari atau Bulan
Sayyidatuna A’isyah ra bercerita: Gerhana
matahari pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau sholat
bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku’ dengan lama,
berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu
ruku’ dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu mengangkat
kepala dan bersujud, dan melakukan sholat yang terakhir seperti itu,
kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul. (HR Bukhari, Muslim,
Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana
matahari dan bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah.
Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas penamaan gerhana
matahari dan bulan berbeda, sholat khusuf untuk gerhana bulan dan sholat
kusuf untuk gerhana matahari. Imam Maliki dan Syafi’i berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna A’isyah berpendapat bahwa
sholat gerhana dengan dua roka’at dengan dua kali ruku’, berbeda dengan
sholat Id dan Jum’at.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas juga terdapat penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan
dua roka’at dengan dua kali ruku’, dan dijelaskan oleh Abu Umar bahwa
hadits tersebut dinilai paling shahih. Maka dengan begitu keistimewaan
shalat gernana dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak
pada bilangan ruku’ pada setiap roka’atnya.
Apalagi dalam setiap ruku’ disunnahkan
membaca tasbih berulang-ulang dan berlama-lama
. سُبْحَانِ رَبِّيَ
الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Tasbih berarti gerak yang dinamis seperti
ketika bulan berrotasi (berputar mengelilingi kutubnya) dan berevolusi
(mengelilingi) bumi, bumi berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari,
atau ketika matahari berotasi dan berevolusi pada pusat galaksi
Bimasakti. Namun pada saat terjadi gerhana, ada proses yang aneh dalam
rotasi dan revolusi itu. Maka bertasbihlah! Maha Suci Allah, Yang Maha
Agung!
Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu.
(Sebagai panduan lihat di rubrik IPTEK)
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan, ”Ash-shalatu jaami’ah.”
4. Niat melakukan sholat gerhana matahari
(kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar),menjadi imam atau
ma’mum.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِاِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّه تَعَالَى
5. Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama
lebih panjang daripada surat kedua.
Demikian pula pada rakaat kedua,
bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Misalnya rakaat
pertama membaca surat Yasin (36) dan ar-Rahman (55), lalu raka’at kedua
membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)
9. Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah. (nam) Sumber Website Resmi Nahdlatul Ulama
Semoga bermanfaat
https://miandabi.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar